Blog
Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan M
Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menekankan pentingnya konsep inklusivitas pada model bisnis UMKM di Indonesia sebagai upaya untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Kementerian UMKM Henra Saragih mengatakan, sudah saatnya UMKM memberikan dampak positif kepada lingkungan melalui model bisnis inklusif dan sekadar berorientasi pada keuntungan saja.
“Praktik bisnis inklusif merupakan konsep usaha yang memiliki manfaat nyata terhadap Bottom of Pyramid (BoP) dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Konsep bisnis inklusif juga sangat diperlukan untuk mendorong pengentasan kemiskinan ekstrem,” Ujar Henra saat membuka Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Promoting Inclusive Business in Indonesia” di Bogor, Minggu (1/12/2024) seperti termuat dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Diskusi yang dihadiri oleh komunitas pengusaha, UMKM, koperasi, dan pembuat kebijakan tersebut, bagi Henra bisa menjadi sarana untuk memajukan praktik bisnis inklusif di Indonesia, sekaligus mendorong keterlibatan UMKM pada pembangunan berkelanjutan.
“Munculnya model bisnis inklusif juga bisa memberikan dampak positif dalam pelestarian lingkungan, sekaligus mengemansipasi kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya,” kata Henra.
Diskusi ini menghadirkan beberapa pembicara yang terbagi ke dalam dua panel. Panel pertama membahas tentang strategi promosi dan arah kebijakan bisnis inklusif. Para pembicara sepakat tentang pentingnya adopsi konsep bisnis inklusif dalam kebijakan pengembangan UMKM.
Pada panel kedua, FGD membahas tentang peluang dan tantangan inklusif bisnis di Indonesia, dengan menghadirkan praktisi dan komunitas UMKM seperti APINDO hingga UKM Indonesia.
Tim Ahli UKM Indonesia Deasy Nurmalasari menyebutkan, Indonesia masih terkendala banyak persoalan sosial, utamanya terkait ancaman ketimpangan yang semakin lama semakin mengkhawatirkan.
“Banyaknya masalah yang hadir, seharusnya juga menjadi alasan yang kuat untuk mendorong pertumbuhan bisnis inklusif dan pengusaha sosial di Indonesia,” tutur Deasy.
Senada dengan hal tersebut, anggota Komite Kewirausahaan dan Peningkatan Kapasitas dan Ekonomi Inklusif APINDO Imam Fauzi menyatakan, banyak sektor yang sebenarnya potensial untuk dapat menerapkan konsep bisnis inklusif di Indonesia.
“Mulai dari pemberdayaan UMKM di sektor pertanian dan perikanan, kesehatan dan layanan sosial, teknologi digital, hingga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang bisa menjadi ceruk pertumbuhan yang besar untuk bisnis inklusif,” kata Imam.
Imam berharap, dengan semakin gencarnya promosi model bisnis inklusif yang didukung dengan kebijakan pemerintah, bisnis yang berorientasi sosial dapat semakin tumbuh subur di Indonesia.