Blog
8 Oktober 2024

Makanan dan Minuman Ini Bisa Jadi Risiko Penyakit Jantung

Makanan dan Minuman Ini Bisa Jadi Risiko Penyakit Jantung

Menurut laporan BPS 2024, pola konsumsi tidak sehat yang meningkatkan risiko penyakit jantung mengarah pada makanan siap saji yang tinggi karbohidrat, lemak tidak sehat, serta tambahan gula dan garam. Lebih spesifik lagi, kontributor penyakit jantung dari konsumsi karbohidrat yang berlebihan, utamanya dalam bentuk karbohidrat olahan dan mengandung gula tambahan. Di populasi Asia, konsumsi karbohidrat olahan dan gula tambahan merupakan faktor risiko penyakit jantung yang lebih tinggi di antara lainnya. Faktor risiko tersebut juga meliputi minuman, ini tidak terbatas hanya pada makanan.

Hasil penelitian Narain et al. (2016) juga mengungkapkan bahwa minuman ringan (soft rink) dan minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung sebesar 22 persen. Kemudian, makanan berlemak yang berbahaya adalah makanan cepat saji dan olahan yang mengandung lemak jenuh dan trans (Peter et al., 2018). Sayangnya, faktor risiko penyakit jantung tersebut didukung tren konsumsi makanan dan minuman saat ini. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan fenomena peningkatan perilaku konsumsi makanan dan minuman cepat saji yang tidak sehat dari 2018 ke 2023.

Proporsi penduduk Indonesia yang mengonsumsi makanan dan minuman tidak sehat antara 2018 dan 2023 sebagai berikut: 

Konsumsi Mi instan 
Menurut Riskesdas 2018, proporsi masyarakat Indonesia yang mengonsumsi mieinstan adalah 58,5 persen. Menurut SKI 2023, angka itu naik menjadi 60,7 persen. 

Konsumsi Gorengan 
Menurut Riskesdas 2018, proporsi masyarakat Indonesia mengonsumsi gorengan adalah 45,0 persen. Menurut SKI pada 2023, proporsinya naik menjadi 51,7 persen.

Konsumsi Minuman Manis
Konsumsi minuman manis mengalami peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan yang lainnya. Berdasarkan data Riskesdas pada 2018, proporsi orang yang konsumsi minuman manis sebanyak 30,2 persen. Proporsi itu naik menjadi 43,3 persen, menurut SKI pada 2023


Konsumsi Soft Drinks 
Di Indonesia, konsumsi soft drinks juga mengalami peningkatan, meski tipis. Menurut Riskesdar 2018, proporsi konsumsi soft drinks adalah 11 persen. Pada 2023 menurut SKI, proporsinya menjadi 11,9 persen. Apakah makanan dan minuman di atas ada yang menjadi favoritmu untuk dikonsumsi sehari-hari?


 

Ikuti update berita terbaru kami di sosial media

Punya pertanyaan?

Hubungi Kami
donate

Kirim donasi untuk mereka yang membutuhkan

Donasi sekarang