Kanker Paru Tak Hanya Ancam Perokok,
21 Januari 2025

Kanker Paru Tak Hanya Ancam Perokok,

Anggapan bahwa kanker paru hanya menyerang kalangan perokok ternyata mitos belaka. Meski kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor risiko utama kanker paru-paru, tidak menutup kemungkinan kanker paru-paru juga menyerang mereka yang tidak memiliki riwayat merokok. Studi berjudul “Proportion of Never Smokers Among Men and Women With Lung Cancer in 7 US States” yang dipublikasikan JAMA Oncology pada 2021, menemukan bahwa 12 dari 100 orang yang didiagnosis menderita kanker paru-paru tidak pernah memiliki riwayat merokok. Studi tersebut pun mengungkapkan sejumlah penemuan menarik. Kasus kanker paru-paru pada individu yang tidak pernah merokok lebih umum ditemukan pada perempuan, yakni 16 persen dari total kasus. Kemudian, persentase kasus kanker paru-paru pada perempuan berusia 20-49 tahun yang tidak merokok cenderung lebih tinggi (28 persen), jika dibandingkan laki-laki pada rentang usia sama (19 persen).Fenomena tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari paparan asap rokok, paparan polusi udara yang intens, hingga faktor genetik. Pada Kamis (14/11/2024), tim Kompas.com berkesempatan mewawancarai Direktur Medis dan Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Center dr Ang Peng Tiam mengenai risiko kanker paru-paru bagi kalangan yang tidak memiliki riwayat merokok. Berikut adalah wawancara lengkapnya. Benarkan kanker paru bisa menyerang kelompok bukan perokok? Apakah penyebabnya, apa lingkungan menjadi salah satu faktor penyebab kanker paru-paru? Ya, meskipun resikonya lebih tinggi pada kelompok perokok, kelompok bukan perokok juga rentan terkena kanker paru-paru. Kasusnya lebih banyak ditemukan di kalangan wanita Asia yang tidak merokok.  Merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru. Faktor lain, seperti asap rokok juga menjadi penyebab sejumlah besar kasus kanker paru-paru. Untuk itu, kita harus sadar akan bahayanya dan mengurangi paparan asap rokok.  Namun, ada faktor risiko lain yang juga berperan, yakni paparan polusi udara dan racun lingkungan. Apabila seseorang sering terkena polusi udara, seperti asap knalpot dan asap proyek, apakah berpotensi terkena kanker paru-paru? Seseorang yang banyak terpapar atau sering terkena polusi udara, seperti asap knalpot dan asap proyek, memiliki peningkatan risiko terkena kanker paru-paru.  Risiko akan semakin meningkat dan lebih berbahaya bagi individu yang merokok serta di lingkungan sekitarnya terdapat banyak asap polusi. Gejala dan diagnosis kanker paru-paru Secara umum, bagaimana gejala kanker paru-paru? Jika mengalami gejala seperti yang disebutkan, kapan seseorang perlu waspada dan memeriksakan diri? Secara umum, gejala kanker paru-paru pada perokok ataupun bukan perokok berupa keluhan seperti, batuk terus-menerus, sesak nafas, dan sakit di bagian dada.  Meski begitu, pada stadium awal kanker paru-paru, bisa jadi seseorang tidak merasakan gejala atau keluhan. Penyakit ini biasanya baru terdeteksi ketika pasien melakukan rontgen atau CT scan paru-paru untuk tujuan skrining.  Sering kali, ketika seseorang mulai menyadari dirinya mengalami sejumlah gejala kanker paru-paru, kanker yang dideritanya umumnya sudah masuk stadium lanjut.  Oleh karena itu, jika mengalami keluhan atau gejala seperti yang disebutkan secara berkepanjangan, bahkan tidak kunjung membaik selama kurang lebih 2 minggu, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Apakah kanker paru-paru bisa didiagnosis lebih awal? Perlukah dilakukan skrining pada kelompok berisiko tinggi? Sebenarnya, kanker paru-paru bisa dideteksi lebih awal, meskipun seseorang tidak mengalami gejala. Hal ini bisa dilakukan lewat skrining dengan melakukan rontgen atau CT scan paru-paru. Untuk skrining kanker paru-paru bisa dilakukan dengan metode Low-dose CT scan thorax. Biasanya metode ini direkomendasikan untuk perokok berat dan dilakukan mulai dari satu kali per tahun. Metode CT scan itu cukup berbeda dengan CT scan umumnya karena dosis radiasinya lebih ringan dan dapat mengurangi paparan radiasinya. Walaupun dosisnya lebih rendah, CT scan ini masih bisa untuk mendeteksi kanker paru-paru secara dini.  Dengan mendeteksi lebih dini, maka seseorang yang didiagnosis memiliki kesempatan lebih tinggi untuk mencapai kesembuhan.Pengobatan untuk kanker paru-paru dan pencegahan Jika diagnosis pasien sudah tegak, langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya? Adakah pendekatan pengobatan atau terapi khusus untuk pasien kanker paru-paru? Pengobatan kanker paru-paru sangat tergantung dan disesuaikan berdasarkan diagnosis dan stadium pasien. Contohnya, apabila seseorang masih pada stadium awal dan kankernya belum menyebar, pengobatan utama dilakukan melalui operasi. Namun, kembali lagi kepada hasil diagnosis.  Jenis pengobatan, seperti kemoterapi dan imunoterapi, juga bisa diberikan sebelum pasien menjalani operasi.  Akan tetapi, jika sudah stadium lanjut dan kanker paru sudah menyebar, tindakan pembedahan tidak mungkin dilakukan lagi. Terapi utama yang dilakukan adalah mengonsumsi obat, baik secara oral maupun melalui suntikan.Bagaimana cara melindungi diri dari risiko kanker paru-paru, terutama bagi perempuan non-perokok yang tinggal dengan perokok? Apakah ada pola hidup tertentu yang dapat dijalankan untuk mengurangi resikonya? Sayangnya, tidak ada cara yang bisa sepenuhnya mencegah risiko kanker paru-paru. Pada perokok pasif yang terkena kerap paparan asap rokok, penggunaan masker memang membantu menyaring asap yang dihirup.  Namun, perlindungan dari masker tersebut juga terbatas dan tidak bisa sepenuhnya mencegah terjadinya kanker paru-paru.Dari segi pola hidup atau pola makan pun tidak ada yang bisa membantu secara spesifik mengurangi risiko kanker paru-paru.  Sampai saat ini, riset masih belum bisa menemukan diet khusus yang bisa membantu mengurangi risiko kanker paru-paru. Contohnya, konsumsi vitamin atau mineral tertentu masih belum terbukti dapat mengurangi risiko kanker paru-paru.  Hal yang bisa membantu adalah setiap orang sebaiknya tidak merokok ataupun menggunakan vape. Dokter Ang berpesan bahwa batuk merupakan salah satu gejala yang harus diwaspadai karena bisa menjadi tanda adanya kerusakan paru-paru.  Jadi, segera berhenti merokok dan lakukan skrining yang dibutuhkan.   

HMPV Tidak Berpotensi Pandemi, Risiko Fatal Lebih Rendah dari Covid-19
13 Januari 2025

HMPV Tidak Berpotensi Pandemi, Risiko Fatal Lebih Rendah dari Covid-19

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Tri Wibawa, mengungkapkan bahwa Human Metapneumovirus (HMPV) yang baru-baru ini ditemukan di Indonesia tidak berpotensi menjadi pandemi. Dikutip dari Antara, Jumat (10/1/2025), menurutnya risiko fatal dari virus ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19. "Tidak berpotensi menyebabkan pandemi, serta memiliki risiko yang jauh lebih kecil untuk menjadi fatal dibandingkan SARS-CoV-2," kata Tri Wibawa Meski demikian, Tri menjelaskan bahwa HMPV lebih rentan menyerang anak-anak dan individu dengan kekebalan tubuh yang melemah. Virus ini, lanjutnya, sudah beredar di seluruh dunia sejak lama dan diyakini bahwa hampir setiap orang pernah terinfeksi virus ini di masa kecil mereka. HMPV baru teridentifikasi secara jelas pada tahun 2001."Sudah dikonfirmasi oleh otoritas Cina bahwa HMPV yang menyebar di Cina saat ini adalah strain lama," ungkap Tri. Dalam penjelasannya, Tri juga menyebutkan bahwa HMPV memiliki beberapa kesamaan dengan virus SARS-CoV-2, seperti menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan dengan gejala-gejala seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, nyeri tenggorokan, dan mengi.Pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya menurun, HMPV dapat menyebabkan infeksi parah pada saluran napas bawah. “Dapat menyerang manusia secara berulang,” ujarnya. Namun, meskipun ada kemiripan, Tri menegaskan bahwa HMPV tidak menyebabkan penyakit fatal pada kebanyakan orang. Dalam banyak kasus, penyakit akibat HMPV dapat sembuh dengan sendirinya, mirip dengan gejala influenza biasa. Tri mengingatkan, meski secara teori virus ini tidak mematikan, ada beberapa kelompok yang perlu lebih waspada, seperti anak-anak, orang dengan penurunan kekebalan tubuh, lansia berusia di atas 65 tahun, dan mereka yang memiliki gangguan pada sistem pernapasan. Untuk itu, Tri menyarankan masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat guna mengurangi potensi tertular virus HMPV. Masyarakat dianjurkan untuk memperhatikan makan, minum, dan istirahat yang cukup, serta menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan. Penggunaan masker saat mengalami gejala infeksi saluran pernapasan juga disarankan, terutama untuk menghindari kontak erat dengan orang yang diduga terinfeksi. Upaya-upaya tersebut penting karena hingga saat ini belum ada vaksin untuk virus HMPV. "Diharapkan masyarakat sudah memiliki respons imun yang cukup untuk dapat menahan agar tidak sakit parah," imbuhnya. Sebagai penutup, Tri menekankan pentingnya kewaspadaan dan menjaga kebersihan untuk mencegah penularan HMPV, meskipun virus ini tidak berpotensi menyebabkan pandemi. 

Makanan yang Harus Dihindari untuk Mencegah Pemasangan Ring Jantung
9 Januari 2025

Makanan yang Harus Dihindari untuk Mencegah Pemasangan Ring Jantung

Penyakit jantung tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Salah satu prosedur medis yang sering dilakukan untuk menangani penyumbatan pembuluh darah jantung adalah pemasangan ring jantung atau stent. Prosedur ini bertujuan untuk membuka kembali pembuluh darah yang tersumbat, namun tentunya lebih baik untuk mencegah kondisi tersebut dengan pola hidup sehat.Salah satu kunci utama dalam mencegah penyakit jantung adalah memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi. Beberapa jenis makanan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan memperburuk kondisi pembuluh darah, yang pada akhirnya berpotensi memerlukan pemasangan ring jantung. Berikut adalah beberapa makanan yang sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan jantung:Makanan Tinggi Lemak Jenuh dan Lemak TransLemak jenuh yang ditemukan dalam makanan seperti daging berlemak, produk olahan susu seperti mentega, serta makanan cepat saji dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Kolesterol LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di dalam arteri, meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, yang bisa berujung pada prosedur pemasangan ring jantung.Makanan yang Mengandung Garam TinggiKonsumsi garam berlebihan sering kali terkait dengan peningkatan tekanan darah, yang menjadi salah satu faktor risiko utama penyakit jantung. Makanan olahan, makanan kaleng, dan camilan asin adalah beberapa contoh makanan yang perlu dihindari. Memangkas konsumsi garam dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil dan mengurangi beban pada jantung.Makanan Manis dan Mengandung Gula BerlebihKadar gula darah yang tinggi akibat konsumsi makanan manis berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah dan menyebabkan obesitas. Kedua faktor ini berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, batasi konsumsi makanan dan minuman manis, seperti soda, permen, dan kue-kue manis, untuk melindungi kesehatan jantung.Makanan Olahan dan Cepat SajiMakanan olahan dan cepat saji sering kali mengandung bahan tambahan berbahaya, seperti garam berlebihan, lemak trans, dan gula tersembunyi. Selain itu, makanan jenis ini juga cenderung rendah nutrisi, yang membuat tubuh kekurangan zat-zat yang dibutuhkan untuk mendukung kesehatan jantung. Menghindari konsumsi makanan cepat saji adalah langkah penting dalam upaya mencegah penyakit jantung.Minuman BeralkoholMinum alkohol dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, kadar trigliserida, dan risiko gangguan irama jantung. Sebaiknya, jika Anda ingin menjaga kesehatan jantung, konsumsi alkohol harus dibatasi atau bahkan dihindari. Pengendalian konsumsi alkohol sangat penting untuk mencegah komplikasi jantung yang lebih serius.Produk yang Mengandung Karbohidrat OlahanKarbohidrat olahan seperti roti putih, nasi putih, dan pasta dari tepung terigu halus dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang tidak sehat. Makanan ini cenderung memiliki sedikit serat, yang penting untuk menjaga kadar gula darah stabil dan mendukung kesehatan jantung. Pilihlah karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, gandum utuh, dan sayuran.Dengan menghindari makanan-makanan tersebut dan menggantinya dengan pola makan bergizi, seperti buah, sayur, biji-bijian, serta makanan kaya asam lemak omega-3, Anda dapat memperkecil risiko terkena penyakit jantung. Gaya hidup sehat yang meliputi makan dengan bijak, berolahraga secara teratur, serta mengelola stres dapat membantu menjaga kesehatan jantung, menghindari penyumbatan pembuluh darah, dan mencegah prosedur pemasangan ring jantung yang tidak diinginkan.

«»

Ikuti update berita terbaru kami di sosial media

Punya pertanyaan?

Hubungi Kami
donate

Kirim donasi untuk mereka yang membutuhkan

Donasi sekarang