Penyandang Disabilitas yang Produktif di Indonesia, Mayoritas Pilih Berwirausaha
Sejak lahirnya UU Disabilitas pada tahun 2016, telah ditetapkan mandat kuota pekerja disabilitas, yakni 1 persen untuk perusahaan swasta dan 2 persen untuk BUMN. Oleh karena itu, sebagai pemilik usaha, masyarakat, pemerintah, hingga orang tua, perlu memberdayakan penyandang disabilitas dan mendorong mereka untuk berkarya.Untuk mendorong implementasi hal ini, Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Sosial memberikan penghargaan setiap tahunnya kepada perusahaan yang mempekerjakan disabilitas. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta individu. BPS juga mencatat bahwa pada tahun 2022 terdapat 720.748 pekerja disabilitas di Indonesia.Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Wamen UMKM), Helvi Y. Moraza, menekankan pentingnya peran penyandang disabilitas dalam berbagai program pengembangan kewirausahaan nasional. Wamen UMKM mengungkapkan bahwa, berdasarkan data BPS tahun 2023, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 8,5 persen dari total populasi, dengan 52,65 persen di antaranya berstatus sebagai wirausaha.Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas penyandang disabilitas di Indonesia yang produktif memilih berwirausaha untuk mengatasi keterbatasan akses mereka ke pekerjaan formal,” ujar Wamen UMKM saat membuka acara Synergy Fest “Collaboration for Creating Inclusive Environment” di Jakarta, Senin (12/12/2024), seperti yang tercatat dalam siaran pers.Kementerian UMKM berupaya memperkenalkan teknologi digital untuk membantu penyandang disabilitas mengembangkan usahanya, dengan mempermudah akses ke ekosistem digital agar mereka memiliki akses pasar yang lebih luas. "Kolaborasi dengan startup teknologi juga dilakukan untuk menyediakan platform yang mendukung aksesibilitas dan komunikasi, seperti aplikasi penerjemah bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas tuli," kata Helvi. Selain itu, Helvi juga memastikan kemudahan akses pembiayaan formal agar menjangkau semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas, baik melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga program pembiayaan lainnya yang disediakan oleh Bank Himbara.Helvi juga mengapresiasi sejumlah pihak, termasuk Alunjiva Indonesia dan PT PLN, yang telah menyelenggarakan Synergy Fest sebagai rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional 2024 yang jatuh pada 3 Desember lalu. “Kami yakin, Indonesia Maju 2045 dapat diwujudkan melalui peran dan andil penyandang disabilitas di seluruh penjuru negeri,” kata Helvi.Pada kesempatan yang sama, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PT PLN, Gregorius Adi Trianto, menuturkan bahwa Synergy Fest bukan hanya menjadi peringatan Hari Disabilitas Internasional, tetapi juga wujud kesadaran bersama dalam menciptakan lingkungan inklusif yang ramah di dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari.“Kami pastikan setiap UMKM disabilitas binaan PLN akan memiliki akses yang sama, seperti pelatihan untuk menjadi lebih berdaya, termasuk kesempatan untuk menjadi pegawai PLN. Saat ini, 1,18 persen pegawai PLN adalah penyandang disabilitas,” ujar Gregorius.Gregorius mengajak seluruh pelaku industri untuk memberikan semangat dan sarana kepada pengusaha UMKM, sehingga tercipta ekosistem ekonomi yang inklusif. Senada dengan itu, Co-founder Alunjiva, Fany Efrita, mengatakan bahwa Synergy Fest menjadi platform bagi setiap individu yang memiliki potensi besar dalam berusaha, untuk mendapatkan dukungan dan tempat yang lebih inklusif. “Semoga kegiatan ini menjadi momentum untuk terus berkolaborasi dalam menciptakan perubahan yang lebih baik, serta penuh inspirasi dalam mengambil langkah maju menuju Indonesia ramah disabilitas,” ujar Fany.Synergy Fest menghadirkan karya-karya disabilitas dari 20 pengusaha UMKM, dengan rangkaian acara seperti talkshow inspiratif dan workshop inklusif.