Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif  Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan M
9 Desember 2024

Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan Model Bisnis Inklusif Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ikut Lestarikan Lingkungan, Pelaku UMKM Perlu Kembangkan M

Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menekankan pentingnya konsep inklusivitas pada model bisnis UMKM di Indonesia sebagai upaya untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Kementerian UMKM Henra Saragih mengatakan, sudah saatnya UMKM memberikan dampak positif kepada lingkungan melalui model bisnis inklusif dan sekadar berorientasi pada keuntungan saja. “Praktik bisnis inklusif merupakan konsep usaha yang memiliki manfaat nyata terhadap Bottom of Pyramid (BoP) dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Konsep bisnis inklusif juga sangat diperlukan untuk mendorong pengentasan kemiskinan ekstrem,” Ujar Henra saat membuka Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Promoting Inclusive Business in Indonesia” di Bogor, Minggu (1/12/2024) seperti termuat dalam siaran pers yang diterima Kompas.com. Diskusi yang dihadiri oleh komunitas pengusaha, UMKM, koperasi, dan pembuat kebijakan tersebut, bagi Henra bisa menjadi sarana untuk memajukan praktik bisnis inklusif di Indonesia, sekaligus mendorong keterlibatan UMKM pada pembangunan berkelanjutan. “Munculnya model bisnis inklusif juga bisa memberikan dampak positif dalam pelestarian lingkungan, sekaligus mengemansipasi kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya,” kata Henra. Diskusi ini menghadirkan beberapa pembicara yang terbagi ke dalam dua panel. Panel pertama membahas tentang strategi promosi dan arah kebijakan bisnis inklusif. Para pembicara sepakat tentang pentingnya adopsi konsep bisnis inklusif dalam kebijakan pengembangan UMKM. Pada panel kedua, FGD membahas tentang peluang dan tantangan inklusif bisnis di Indonesia, dengan menghadirkan praktisi dan komunitas UMKM seperti APINDO hingga UKM Indonesia. Tim Ahli UKM Indonesia Deasy Nurmalasari menyebutkan, Indonesia masih terkendala banyak persoalan sosial, utamanya terkait ancaman ketimpangan yang semakin lama semakin mengkhawatirkan. “Banyaknya masalah yang hadir, seharusnya juga menjadi alasan yang kuat untuk mendorong pertumbuhan bisnis inklusif dan pengusaha sosial di Indonesia,” tutur Deasy.Senada dengan hal tersebut, anggota Komite Kewirausahaan dan Peningkatan Kapasitas dan Ekonomi Inklusif APINDO Imam Fauzi menyatakan, banyak sektor yang sebenarnya potensial untuk dapat menerapkan konsep bisnis inklusif di Indonesia. “Mulai dari pemberdayaan UMKM di sektor pertanian dan perikanan, kesehatan dan layanan sosial, teknologi digital, hingga sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang bisa menjadi ceruk pertumbuhan yang besar untuk bisnis inklusif,” kata Imam. Imam berharap, dengan semakin gencarnya promosi model bisnis inklusif yang didukung dengan kebijakan pemerintah, bisnis yang berorientasi sosial dapat semakin tumbuh subur di Indonesia. 

Batu Ginjal Dapat Dicegah dengan Langkah Sederhana, Kata Dokter Spesialis Urologi
29 November 2024

Batu Ginjal Dapat Dicegah dengan Langkah Sederhana, Kata Dokter Spesialis Urologi

Batu ginjal dapat dicegah dengan beberapa langkah sederhana, seperti mencukupi kebutuhan cairan tubuh, membatasi konsumsi makanan tinggi gula dan garam, serta menghindari makanan olahan. Hal ini disampaikan oleh dr. Alberth Ivan Parasian, dokter spesialis urologi asal Tangerang, dalam sebuah wawancara."Asupan makanan dan minuman sangat berpengaruh terhadap pembentukan batu ginjal. Gaya hidup yang buruk, terutama pola makan yang tidak sehat, dapat meningkatkan risiko terkena batu ginjal," ujar dr. Alberth, seperti dikutip dari Antara, Kamis (28/11/2024).Dr. Alberth juga menekankan pentingnya menjaga berat badan ideal dan mengonsumsi makanan alami yang kaya akan kalsium, yang sebaiknya diperoleh dari sumber makanan alami, bukan suplemen. Selain itu, ia menyarankan agar masyarakat memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran, seperti jeruk, lemon, jeruk bali, dan sayuran hijau, yang baik untuk kesehatan ginjal.Batu ginjal terbentuk akibat kristalisasi senyawa kimia dalam urine, yang bisa berasal dari mineral seperti kalsium, asam oksalat, atau asam urat. Pada umumnya, batu ginjal dapat keluar dengan sendirinya melalui urine, meski proses ini seringkali sangat menyakitkan. Jika batu ginjal cukup besar, tindakan operasi bisa menjadi pilihan pengobatan.Gejala batu ginjal biasanya tidak terlihat pada awalnya, namun akan muncul saat batu bergerak melalui saluran kemih untuk dikeluarkan. Meskipun ukuran batu ginjal kecil, rasa sakit yang ditimbulkan bisa sangat hebat, terutama di area punggung bawah. Batu ginjal yang menyumbat saluran kemih juga dapat menyebabkan gangguan dalam proses buang air kecil.Beberapa gejala batu ginjal yang perlu diwaspadai antara lain rasa sakit yang tajam di bagian pinggang atau punggung bawah, serta rasa sakit yang menjalar hingga ke perut bawah dan selangkangan.

LPEI Pacu Pertumbuhan Ekspor Produk Berbasis
21 November 2024

LPEI Pacu Pertumbuhan Ekspor Produk Berbasis

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui program Coaching Program for New Exporter (CPNE) dan Desa Devisa terus mendukung pengembangan produk daun kelor. Pengembangan produk daun kelor melalui program CPNE LPEI meliputi pembekalan keterampilan ekspor, pemahaman tentang regulasi pasar global, dan strategi pemasaran yang tepat nantinya diharapkan bisa menembus pasar internasional. Kepala Divisi SMEs Advisory Services LPEI, Maria Sidabutar, menjelaskan melalui program-program CPNE, LPEI tidak hanya memberikan pendampingan tetapi juga memperkuat kapabilitas UKM dan desa-desa potensi di Indonesia untuk memanfaatkan peluang ekspor yang lebih besar.“LPEI berharap melalui upaya ini, semakin banyak pelaku usaha dari berbagai sektor dapat berani mendunia dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di kancah global,” ungkap Maria dalam keterangan tertulis, Senin (19/11/2024). LPEI telah membina Desa Devisa Daun Kelor di Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, Madura. Program ini mencakup pelatihan sertifikasi organik, peningkatan kapasitas produksi, dan efisiensi biaya, sehingga memungkinkan produk daun kelor mereka menembus pasar Amerika, Eropa, dan Australia. Bisnis Daun Kelor Bisa Tembus Pasar Ekspor.Ikuti 5 Tips Berikut Peningkatan produksi yang signifikan membuat desa ini mampu memproduksi bubuk kelor hingga 1,5 ton per hari, meningkat dari 500 kg sebelumnya. Biaya produksi pun dapat ditekan menjadi Rp 14.400 per kilogram.Desa tersebut kini memproduksi hingga 12 ton bubuk daun kelor dan 20 ton daun kelor kering per bulan, dengan sekitar 90 persen produk diekspor terutama ke Malaysia. Produk daun kelor dari Sumenep digunakan untuk berbagai keperluan, seperti makanan, obat-obatan, kosmetik, dan pakan ternak sehingga menambah daya jual dan diminati oleh pasar global. Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir, Kementerian KP Luncurkan Teknologi Pengeringan Rumput Laut Selain itu, LPEI berkolaborasi dengan lembaga pendamping PT. AGRO DIPA SUMEKAR juga mendukung penyediaan alat pengering dan mesin tepung yang meningkatkan kesejahteraan warga sekitar, memungkinkan lebih dari 1.700 petani dari 9 desa lokal terlibat dalam produksi kelor. Keberhasilan ini dicapai dengan kemampuan tanaman kelor yang dapat dipanen dalam waktu hanya tiga bulan untuk diambil daunnya, dengan setiap pohon dapat menghasilkan 1 kg – 2 kg daun kelor basah. "Setelah mendapatkan pendampingan dari LPEI dan menjadi Desa Devisa, usaha kami menjadi lebih tertata dan terstruktur. LPEI tidak hanya memberikan pelatihan peningkatan kualitas dan kapasitas produk, tetapi juga pelatihan manajemen keuangan dan pembukuan," ujar pemilik PT. AGRO DIPA SUMEKAR, Heri Siswanto. 

«»

Ikuti update berita terbaru kami di sosial media

Punya pertanyaan?

Hubungi Kami
donate

Kirim donasi untuk mereka yang membutuhkan

Donasi sekarang